Tuesday, November 29, 2016

Sepertinya Hadiah Dari Surga

Sepertinya Hadiah Dari Surga
Alangkah bahagianya kalau tak disangka-sangka menerima surat pembaca, komentar yang menyambut hangat salah satu tulisan saya. Sepertinya saya menerima hadiah dari surga.

Cak Aris Munandar – Tulung Agung
Tulisanmu indah, menarik serta cocok dengan jiwaku.

Yohanes Nong Loar  - Dili Timur, Timor Timur
Kedatangan surat ini karena ketertarikan saya pada tulisan “Impian di Usia Senja” di Harian Suara Karya . Walaupun tulisan itu berkisah tentang impian, ....namun sangat  menggugah hati saya.

Henny – Jakarta
Ulasan yang bapak kemukakan itu menggigit sekali dan berbobot.

S. Yuniati – Pekalongan, Jawa TEngah
Pengalaman yang anda tulis itu begitu santai, ringan tapi mengena dan enak bahasanya untuk diulas, dibaca dan dipahami. Saya  salut.

B. Utomo –  Cianjur, Jawa Barat
“Reli Becak Merak -Banyuwangi, Mengapa Tidak?” Alangkah kreatifnya! Dan betapa akan makmur dan sejahteranya bangsa kita, apabila semakin banyak ide-ide, proyek seperti itu yang memperoleh peluang dan dukungan untuk diwujudkan.

Hari Prasetio – Jakarta
Gong Xi Fa Cai. Semoga di tahun baru makin banyak tulisan yang dihasilkan. Bravo!

Nazly Purihati – Jakarta
Tulisan-tulisan bapak di surat pembaca Suara Pembaruan amat menyentuh, menimbulkan pertanyaan dalam diri saya. Sesungguhnya, saya sudah lama mengagumi komentar-komentar bapak.

R. Suciati – Solo
Setelah saya baca Tempo, salut banget pada tulisan anda mengenai: “Kontak Pembaca: Suara Rakyat”.

Muherman Harun, Lisa Harun – Jakarta
Wij genieten/smullen van je stukken en kijken uit naar een volgende kollektie. Hartelijk dank! Het is het drukken waard!

Anthony Budiman – Jakarta
I would like you to know how much such simple, amusing articles could raise one’s spirits. It is small things like your comments on every day life, that makes life quite worthwhile living. Put up with the work you are doing. I don’t know how many people are enjoying your efforts. As usual, mankind is happy to receive but reluctant to give. You gave something to the public and most of them think this Chew G.H. is someone who understands what life is all  about.

James H.G. Khouw, Sydney, Australia
“Bacaan Waktu Santai 2” a compilation of your (philosophical) thoughts expressed in captivating sketches. I am pleasantly surprised at this gift, ... which I will pass to my friends here, especially the Dutch speaking ones.
“Bacaan Waktu Santai 2”,

Anthony Budiman, Jakarta
Thank you for your exquisite book “Bacaan Waktu Santai” which gives me a good view of life and very interesting. (I said “me” which should rightly be “everyone”)

‘Ngkuk  Prakata
Artikel -artikel-nya sangat menarik semoga dapat memberi manfaat bagi pembaca atau pengunjung.

Purnama Kalau Hati sedang resah
sangat menyentuh kalbu.

Dino Preze Herinneringen Van Een Volley Ball Coach 1
you have a great blog, i bookmarked it so i can get back fast and often, good luck.

Agus Salim Maskulinisme, Feminisme, Valentinisme
full manies

Sudirman E Mail Seorang Ayah Untuk Putra-putranya 2
very agree!! setuju om Chew, tambah lama manusia bertambah tidak waras....semoga ke depannya manusia bisa lbh beradap..

Iwan Lamunan Kemampuan Otak Manusia
mantab abis, kata”nya.
tq

Surjo Pesan Bumi Pada Hari Bumi
Manusia kelak akan menangis karena ulahny sendiri . .

Yuma Kalau Hati Sedang Resah
Pesan yang sangat menenteramkan hati dan pikiran.....
Banyak manusia yang kurang bersyukur atas nikmat sang telah diberikan oleh Sang Pencipta sehingga hati mereka menjadi gundah, gelisah, iri dsb.
Semua perasaan gelisah itu akan berkurang jika orang itu mensyukuri apa yang telah diberikan Sang Pencipta......
Andai saja semua orang mau bersyukur dengan apa yang mereka miliki saat ini......

Bila anda kebetulan membaca tulisan in, kirim nama, alamat, no. tilp. Anda dan akan saya kirim bukunya.


This is my book. You can read it.

Monday, November 28, 2016

Maha Bintang Saya



Kalau  saya mah mengagumi, terkesima Hawa, Maha Bin­tang saya yang manis. 

Mengenang  senyumnya yang memikat, suaranya yang merdu, matanya yang memesona, rambutnya yang lembut, peluk, kecupnya yang hangat, ..... dari pada mengagumi, terkesima maha  bintang yang  gemerlapan, diatas panggung  maupun  di  panggung  politik,  di  atas rumput  bertebaran maupun di langit. Ha, ha, ha.

Di  mana  ada Hawa, disitulah firdaus, hartaku. 


Dimuat Jayakarta, 26 September 1990




This is my book. You can read it.

Sunday, November 27, 2016

Sinterklas



Sinterklas  atau  Kerstman  (kakek  Natal  pembawa hadiah) bagi saya adalah lambang  seseorang yang membawa hadiah, derma, kebaikan, rejeki, berkah, tanpa ingin diketahui identitasnya (anonim, NN), agar membebaskan penerimanya dari hutang budi.
Dimuat Jayakarta, 15 Pebruari 1995  


This is my book. You can read it.

Saturday, November 26, 2016

What A Loss




What A Loss


And I think of Indonesia today.

How rich the land before, of forests, of lakes, mountains, rivers, of plants, animals, birds, insects, … what a lot is lost just in a life time of 86 years.

No fire flies, of many kinds of crickets I hear no more, of owls, of cranes, of manyars, of musangs, squirrels, capungs, cupangs, … I see no more.


This is my book. You can read it.

Ber-Uang Nyaman, Dengan Kasih Sayang, Bahagia

Ber-Uang Nyaman, Dengan Kasih Sayang, Bahagia


Terbayang anjing kesayangannya dipentung atau dipotong,  dipancung kepalanya. Atau mungkin  akan  ia menemukannya sebagai mayat di jalan terlindas  mobil. 

Ah, andaikan ia tahu dengan pasti, si  Chiko dicuri orang yang menyayanginya, dengan senang hati akan ia merelakannya. 


Ketika  pulang setelah mencarinya  di  jalan-jalan sekitar rumah tinggalnya, ia merasa tak akan  pernah melihatnya kembali. Dan terkenanglah  bulunya yang begitu lembut, begitu hangat, bagaimana bukan dia, melainkan justru anjingnya yang malah  menga­jarkan segala pelajaran manis, lucu padanya. Kalau ingin  minum air es (!) dengan  menggaruk-garukkan kakinya  ke lemari es, atau memain-mainkan  tempat minum   plastiknya  sebagai  pemberitahuan   kalau airnya habis.  


Di  rumah ia sayup-sayup mendengar  suara  seperti orang membetulkan genteng. Bukan kucing, mustahillah kalau anjingnya ada di atas genteng. Namun  de­ngan  penasaran ia naik ke loteng  lalu  melangkah dan mulai merangkak menaiki atap. Hu alangkah  serem  baginya, seorang perempuan dan  dokter  lagi. Mana ada dokter perempuan naik-naik genteng? Ketika sampai di nok dan melongok ke  seberangnya, benar,  di situ si Chiko, bagai dalam  kisah  "Anak Domba  Yang Tersesat", bukan terjebak  di  pinggir jurang,  melainkan di bibir atap. Bergeser,  salah sedikit  saja  ia bisa jatuh.  Dengan  gemetar  ia meraihnya  dan dengan lebih gemetar si Chiko merangkulnya. Maklum,  kepandaiannya  cuma menolong yang sakit, bukan membopong anjing di atas atap. 


Alangkah  bahagianya  ia.  Itu  dapat  dimengerti, sebab si Chiko sudah diangkat menjadi anggauta keluarga. Ia yang disangka tak  akan  pernah  bisa dilihat  lagi, ternyata bisa  ditemukan  kembali. Kasih sayang membuat majikannya,  -  begitu  pun setiap  insan lainnya - menjadi berani  dan  bila perlu, rela berkorban.  

Meski uang bisa membuat hidup nyaman, kasih sayanglah  yang  dapat membuat hidup  bahagia,  walaupun hanya kasih sayang kepada binatang.                                        

Dimuat Jayakarta, 22  Mei 1993                                   



This is my book. You can read it.
http://blookup.com/en/blookshop/blook/leisurely-reading-14566/ 

Teropong Hubble Melihat Jagat Raya

Teropong Hubble Melihat Jagat Raya

Kalau ingat teropong Hubble yang bisa melihat jagat raya sampai lebih dari sejuta tahun cahaya jauhnya, siapa sangka bisa melihat begitu banyak tata surya berikut planet-planetnya, begitu banyak galaksi (gugusan yang bertaburan milyaran bintang-bintang) dimana Bima Sakti dari tata surya kita salah satunya. Kalau dengan hitungan jumlah, jumlah tahun, mereka mencapai jutaan, milyaran.

Sekarang aja para astronom masih beruntung bisa menyaksikan ledakan bintang yang sangat terang, disebut Supernova yang entah meledak 10.000 tahun yang lalu, karena letaknya begitu jauh.

Bayangkan, kita baru sampai 2010 tahun Masehi, belum lagi 10 ribu tahun, apa lagi satu juta tahun.

Sepertinya bumi kita begitu kecil, umur kita begitu pendek, pengetahuan kita, kepercayaan kita, kepandaian kita, kedudukan kita, kekayaan kita, kejayaan kita, kehebatan kita, ... begitu kecil, payah. Kalau saja kita sadar, kita berhenti menjadi sombong.

Namun ciptaan yang paling kecilpun tak kalah menakjubkan dengan ciptaan yang paling besar, bak seekor kunang-kunang dibanding sang surya yang cemerlang.

Mei 2010


This is my book. You can read it.

Friday, November 25, 2016

Bali And The World

Bali And The World

“If he has peace within him, Bali deepens it. If he has beauty within him, Bali enriches it. If he does not carry both within him, he will not recognize them here and he will go away unhappy, as he came.” (The Jakarta Post, April 29, 1986).

Well, I don’t want to be blessed with what is called peace and beauty, if they keep other people that haven’t, doomed from sharing in the happiness. I’d rather stay doomed to be unhappy with the people.

Having had my say to the “world”, I’ll be happy and regain my peace of mind.



The Jakarta Post May 12, 1986


This is my book. You can read it.

Carry This Paradise To You

photo








Carry This Paradise To You

I remember a story of Sukasrana the ugliest man ever who was able to carry a huge beautiful garden - was it taman Sriwedari? - by divine power, magic or “sakti” to Sumantri, his very handsome brother very far away.

Now can I do the same and take, carry this paradise a tiny spot in Taman Wisata, Pantai Indah Kapuk, Jakarta – Indonesia, as though by magic to you and me at home. Did that ever occur to you? 

How wonderful.

Lovely Tree

A lovely tree just on my travel in Puncak. I can find beauty anywhere


.
Puncak 1







August 2013



This is my book. You can read it.

Whose?

Whose is the land, the oceans, the air, the Arctic and Antarctic? Penguins on Malvinas have as much right to the island as Argentine or England.

Some day we’ll settle on the moon, whose will the moon be? I insist, the earth, the moon, the sun, the stars, the heavens are for all being, human beings, animals, insects and plants as well. All want something like our human rights and to be treated as worthier citizens of this Planet Earth.




The Jakarta Post, September 18, 1986


This is my book. You can read it.

Funny Sights

I saw a couple beneath a tree as I wandered through a park. They were foreigners. The young man was peeling a pine-apple. He worked at it conscientiously. At last he hardly had anything left except its tasteless “spine” to offer his sweetheart. 

Yet I guess that it must have tasted sweeter than had they had the fruit served well in the Hilton Hotel.

Here is an occasion for foreigners to learn from us, not from our professors, but from our fruit vendors. Ha. Ha.




The Jakarta Post December 31, 1986



This is my book. You can read it.

Creative Reading

There's  even a more creative way to reading.

All that's surrounding, affecting us, our thoughts, our feelings, our preoccupations, ... are nothing but libraries of unprinted subjects. 


This is my book. You can read it.

Saya Cemas Melihatnya


Untuk  kedua kalinya,  sebuah iklan besar  disebuah harian terkemuka belum lama memamerkan mobil-mobilnya  bagai  menyemut dengan tulisan:  "Kita  bangga memilikinya".  Benak berkata: "Saya cemas melihat­nya."
Mobil itu penting,  air malah lebih  vital,  karena tanpa  air  umat insan akan mati.  Tetapi air  pun,  kalau dalam keadaan amat haus,  seteguk serasa  di surga,  setelah segelas, anda kembali dibumi, minum seember  menjadi hukuman neraka,  dicemplungkan di laut, orang akan kelelap.
Nah,  kalau  sedikit mobil,  iapun menjadi  berkat, tetapi jika sampai banjir mobil melanda kita, bukan karena satu merek saja melainkan ramai-ramai dengan ratusan  merek lainnya,  kita bisa tenggelam  dalam  polusi, kebisingan dan kemacetan lalu-lintas.   
Ramai-ramai  ber-KB dahulu – bukan dua, satu anak setiap pasangan - sampai  banjir  penduduk menjadi surut, baru ramai-ramai kita membeli  mobil baru.

Dimuat Bisnis Indonesia, 9 Januari 1992



This is my book. You can read it.

Thursday, November 24, 2016

Resep Makanan Paling Enak

 Resep Makanan Paling Enak 

              Saya  baru habis makan roti bakery dengan isi ayam-jamur.  Sedap, lezat rasanya. Tetapi baru makan sebuah, kenyanglah sudah. Begitu saya  makan lagi sesuap nasi, rasa kenyang menghilang  dan  makan lagi nasi sebakul, bahkan lebih nikmat, meski hanya dengan  masak pare-tahu. Makan   nasi bikin lapar, makan roti, kentang, masakan  restoran, bikin  kenyang.  "Machtig" ("berat") kata orang  Belanda.  Memang enak,  tetapi  untuk makan sesekali. Kalau  saban  hari  disuguhi makanan  "berat" begitu, mana tahan?  "Justru nasinya yang  bikin enak. Memilih nasinya ketimbang lauknya yang enak," kata istri.  

              Tidak  seperti masakan mewah, masakan rakyat umumnya banyak  yang "ringan".  Makan  nasi dengan lauk seperti  lalap,  pepes  oncom, sayur  bening, paru, sambal colek dalam cobek, wah pedasnya membangkitkan selera! Lalu minum air kendi, bukan aqua, air  kelapa lo,  dan duduk santai, rileks - tidak seperti di hotel -, nyaman, bebas, tanpa pusing memakai jas, dasi, sepatu, tanpa menghiraukan sendok, pisau, garpu, tanpa perlu meletakkan serbet diatas  pang­ku, kaki  dinaikkan saja keatas kursi, bangku. Betah, tak dikejar hutang, waktu, tak diusik nyamuk, tamu, hanya  ditemani  anggota keluarga, orang terdekat ... "calon pasangan hidup", si upik memperbaiki.  Sambil ngobrol dan berlama-lama. Wow, sedapnya!  Orang sepertinya pesta makan setiap hari. Murah, non-kolestrol lagi.  
              Untuk makan sesuatu yang lain dari biasa, saya mengambil  sepeda,  membawa bekal sedikit(!)  - itu rahasianya, agar dikenang  karena masih kepingin lagi - dan duduk, jongkok, atau berdiri, makan  ditempat tenang, teduh,  entah di tepi lembah dengan pemandangan indah jauh dibawahnya, atau di tepi rawa, danau, kali, maupun dipinggir  tambak-tambak ikan di bawah pohon-pohon bakau,  api-api, meski  hanya nasi goreng AMPERA, kata orang di zaman susah  dulu, yang  berisi cabai dan bawang saja atau nasi uduk.Wah, enaknya! Tak  mau  saya menukarnya dengan makan stik di restoran.
      
             



Lalu, apa enaknya makan es krim, kue tar atau buah anggur sekali­pun,  kalau makan  sendiri, sedang yang lain hanya bisa  melihat? Justru dalam membagi rezeki, bertambahlah kenikmatannya, meski masing-masing hanya kebagian sedikit. Nah, macam itulah seni makan atau resep makanan paling enak.
              "Penyedap-penyedapnya"  dong, kata si upik. Mana  bisa ditemukan dibuku resep masakan,  dijumpai, dibeli di restoran, dipunyai  juru masak  top untuk pesta perkawinan, jamuan di istana raja sekali­pun?
              April 1997





traffic analytics