Monday, February 6, 2017

Pesan Bumi Pada Hari Bumi

Andaikan bukan lima milyar manusia menghuni  bumi, melainkan lima  milyar harimau; tidak  ada  jarak seratus meter pun di Pulau Jawa tanpa anda bertemu seekor  harimau.  


Apa anda  tidak  akan mengalami trauma/frustrasi dihantui begitu banyak harimau?


Bagi umat bumi yang beruntung tidak dibudidayakan, melihat manusia ibarat melihat harimau yang  lebih harimau  daripada harimau yang sebenarnya;  karena "manusia  harimau" ini tidak puas  memakan  daging saja,  melainkan  juga hasil  tumbuh-tumbuhan,  ya buah,  daun, bunga, kayu bahkan juga bahan  bakar, logam, plastik, semen, beton dan lain-lain lagi.

Bayangkan,  untuk memenuhi kebutuhan  lima  milyar "manusia harimau" itu, betapa banyak makhluk  bumi harus  dibudidayakan  (alias   dicalon-korbankan), diburu,  ditembak, dijerat,  dijaring,  dipancing, dibabat,  digergaji,....


Perut bumi pun dibor  dan diledakkan.  Dan  pengotorannya  tidak   tanggung-tanggung mencemari tanah, sungai, laut, udara bahkan menyebabkan hujan asam, merusak lapisan ozon diudara dan meningkatkan suhu bumi.

Jika dibiarkan, dalam tahun 2025 menurut  ramalan, umat manusia akan mencapai jumlah 8,5 milyar. Naik sekitar 3,5 milyar dalam 35 tahun menuju malapeta­ka dimana bumi berikut umat insan akan meratap dan berkabung.

Sebaliknya,  andaikan  bukan  kenaikan   melainkan penurunan   3,5  milyar jumlah penduduk  itu  bisa diwujudkan, bumi danumat insan akan berseri.

Begitulah pesan bumi.


Sadar akan "menghamanya" umat manusia, di Indonesia, terutama dikota-kota besar yang padat penduduk,  pasangan-pasangan subur sibuk  ber-KB untuk menurunkan jumlah populasi sampai serendah-rendahnya.  Memang  lebih baik,  daripada menurunkannya melalui  peperangan  atau membiarkan orang-orang
mati konyol melalui kelaparan atau penyakit.  


"Satu anak  saja demi masa  depan  tanpa  polusi, tanpa kemacetan  lalu-lintas, tanpa  pengangguran, tanpa  kemiskinan,  tanpa  harus  hidup  berhimpit dalam kampung kumuh/rumah susun, tanpa transmigrasi,  tanpa  penggusuran,  tanpa  cemas kehamilan, tanpa  pengguguran,..."


Begitulah  semboyan mereka. Semoga menjadi kenyataan.
                                     
Kompas, 29 April 1990.

  • This is my book:


No comments: