Friday, December 9, 2016

Penting Isinya, Atau Pembungkusnya?

Penting Isinya, Atau Pembungkusnya?

Kata si Buyung “Aku baru saja mencoba membaca kumpulan sajak-sajak di suratkabar terkemuka. Berkali-kali aku membacanya ulang untuk menggali, menerka, menangkap kedalaman, keindahan, makna, merasakan bobotnya, tapi tak berhasil menemukan apa-apa, ibarat aku mencoba memahami rumus relativitas Einstein.

“Entah akulah pembaca surat kabar berbobot yang bodoh, tumpul, tidak bisa menikmati, menangkap keindahan, makna sajak-sajak itu atau, … Ah, jangan menyangka yang jelek dari fihak lain,” aku pikir.

“Apa sesuatu yang indah, berbobot mesti dibungkus dengan kata-kata samar-samar, seperti teka teki? 

Apa keindahan itu menjadi kurang, menjadi mubazir kalau diucapkan, ditulis tanpa gramatika yang benar, dalam bahasa sehari-hari atau cuma dimuat diatas secarik kertas saja, bukan di buku atau surat kabar terhormat?

“Penting isinya, atau pembungkusnya?”

“Dua-duanya” si Upik nyeletuk. “Maksud Upik, tampilan, bungkusannya juga penting, meski isinya kecil, kosong. Ha, ha.”

Nopember 2008

This is my book. You can read it.
 

No comments: