Friday, January 27, 2017

ABRI Pengayom Rakyat

Kami tercekam ketakutan mengingat nasib, jiwa seluruh penghuni, tanggal 14 Mei 1998, ketika melihat asap kebakaran di sekeliling dan bayangan para perusuh yang makin mendekat.
Apa lagi, betapa takut, sedihnya mereka  yang benar-benar mengalami, melihat pemerkosaan, penjarahan,  dan pembakar-an toko,  tempat tinggal mereka, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Ah, adanya aparat keamanan ABRI terasa amat menyejukkan,  menenangkan. dan patut disyukuri.
Dan saya lalu teringat sukacita, kebahagiaan, kebanggaan seluruh bangsa tatkala ABRI dengan gemilang berhasil menyelamatkan para sandera di Timika, Irian Jaya. Siapa yang bisa melupakan itu?
Tetapi bagi para prajurit yang gugur dalam tugas melindungi, mengayomi rakyat dari amukan, perusakan, penjarahan, pembakaran oleh kaum perusuh hampir tidak terdengar apa-apa.  Tiada pengheningan cipta, tiada pembacaan puisi, tidak  dikecam, disesalkan masyarakat dan pers luar negeri.
Untuk para pahlawan yang gugur itu dan para korban kerusuhan yang dinodai, yang mati sia-sia tanpa kesalahan apa-apa, untuk mereka yang cenderung terlupakan ini, bendera batin saya berkibar ... setengah tiang.                                                                                                             
Dimuat Suara Karya 19 Juni 1998

This is my book. You can read it.

No comments: