Berkat penyakit asthma dan sesak nafas, itu justru membuat Opa Johan sebagaimana ia kemudian itu. Untuk mengatasinya ia mengikuti resep K.H. Cooper: sanggup berlari 2,4 km dalam 12 menit.
Betapa beratnya itu bagi seorang yang sudah berumur hampir 60 tahun dan dengan kondisi fisik yang kurang baik. Bagi yang muda saja, syarat itu tidaklah mudah.
Ia mula-mula ikut lomba 10 km, kemudian ia disarankan ikut lomba Marathon.
Hitung-hitung bagaimana mungkin mengingat jaraknya 42 Km lebih? Namun ia berhasil melakukannya dan tak disangka-sangka mendapat hadiah uang, kaos, sepatu dan tas sebagai salah satu pemenang kelompok umur.
Ia tidak berlatih berputar-putar, bolak balik di satu tempat saja melainkan membuat latihannya menyenangkan dengan berlari keluar Jakarta, menikmati udara pagi, menikmati keindahan pemandangan alam melalui jalan desa, jalan tanah, sawah, sungai, danau, pantai, pegunungan.* Akhirnya menjadi kesenangannya sampai mendekati usia 80 tahun.
Berangkat seorang diri dari rumah di pagi buta tanpa membawa bekal kecuali untuk beli minuman dan sarapan diperjalanan. Pulangnya ia naik bis. Betapa sedapnya itu, ibarat naik kereta kahyangan saja setelah lari begitu meletihkan.
Setelah latihan 20 tahun masih tetap ia dalam kondisi lebih baik dari semula, Ia kemudian membawa sepeda naik kereta api ke Bogor karena berlari menjadi terlalu berat.
“Ada banyak jalan menuju Depok, Bogor, Roma, Kesehatan, Kesenangan, Surga. Ha, ha, ha.” Kata Opa Johan.
Catatan:
1.* Lihat Marathonner’s Song (leisurely Reading)
2. desa-desa yang ia kunjungi:
Ia mengenang perjalanannya dengan lari ke Tanjung Kait, Mauk, Tanjung Pasir, Kampung Melayu (Tangerang), Salembaran, Cibubur, Wanaherang, Cileungsi, Jonggol, Cariu, Cikalong, Bekasi, Ci Peuteuy, gunung kapur Ciampea, gunung Menara, Rumpin, Lembaga Tenaga Atom Serpong, Ciseeng, Kuripan, Cinangka, Sawangan, Lapangan Terbang Sukarno-Hatta Cengkareng, Halim, Jurangmangu, Pasar Minggu, UI Depok, Citayam, Bojong Gede, Cilebut, Danau Kemuning, Danau Tonjong, Situ Gintung, Situ Pamulang, Situ Cipondoh, Kali Pasanggrahan Kali Angke, Cisadane, Ciliwung kearah hulu maupun kearah muara.
3. Berawal dari Bogor bersepeda ke Bukit Sentul, Curug Panjang, Curug Cilember, Kebun Teh puncak, Tapos, Rancamaya, Cihideung, Curug Nangka, Gunung Geulis, Bukit Pelangi, Rumpin, Cicangkal, Gobang, desa Panunggangan, Wates, Sadeng Jambu, Leuwiliang, Ci Gudeg, Nanggung, Jasinga, dan pulang naik kereta api atau bis Bogor - Jakarta. Kalau mau dicari sekarang, banyak desa sudah tidak ada lagi karena sudah menjadi Real Estate atau Kota Mandiri.
This is my book. You can read it.
No comments:
Post a Comment