Jika semua orang berani menolak, tentu tidak akan ada perang.
Biarlah Sang Pencetus, Sang Kuasa sendiri yang berperang, memasuki, melanggar wilayah negara orang lain, melakukakan segala keburukan dan membenarkan tindakannya atas namanya sendiri dari pada menghasut, memerintahkan orang-orang yang tidak tahu apa-apa ikut-ikutan dalam perang, membawa angkatan perang yang besar demi memaksa mewujudkan ambisinya.
Lain kalau untuk membela, melindungi diri, keluarga, negara sewaktu diancam, diserang. Tanpa perintahpun, orang, anak, wanitapun akan melawan, ibarat semut yang diusik, dirusak sarangnya.”
This is my book. You can read it.
Dimuat Bisnis Indonesia 26 Juni 1990
No comments:
Post a Comment