Telur kupu-kupu menetas tanpa dierami. Menjadi ulat tanpa mengenal induknya. Tiada yang mengasuh, tiada yang memberi makan. Tanpa ada yang mengajar ia menjadi kepompong. Hanya dengan tidur, lalu “bangun” menjadi kupu-kupu indah, lalu terbang tanpa diajari.
Ia tidak bersarang, ia menghadapi hujan, angin, terancam macam-macam bahaya dan juga tak luput ia dari Sang Maut. Namun ia hidup bahagia meski tidak tahu bagaimana harus berdoa.
Setiap karyaNya terbaik. Tidak ada yang nomor dua.
Desember 1973
This is my book. You can read it.
No comments:
Post a Comment