Patung yang paling bagus (bagi saya) di Jakarta adalah patung Arjuna bersama Kreshna yang mengendarai kereta perang ditarik entah delapan ekor kuda di ujung Jalan Merdeka Barat.
Betapa ia menggugah hati orang yang memandang karya itu berlama-lama.
Arjuna baru melepaskan anak-panahnya kelangit, memerangi, membasmi roh-roh jahat yang bergentayangan di bumi yang membisiki, merasuki, meracuni, menghantui hati manusia. Kala roh-roh itu lewat di antara rakyat yang hidup bahagia dan ceria, kerusakan, onar terjadi dan air mata mengalir.
Kisikan iblis sih, membawa sesat, kalau bisikan Tuhan mah, membawa berkat, kata si upik.
Dan dimana kereta itu lewat, dimana kuda-kuda menapakkan kaki mereka, di sana pula keluar mata air jernih yang mengalir, menyuburkan, menyegarkan, menghijaukan tanah. Bunga-bunga berkembang, pohon-pohon berbuah, padi menguning, meski itu semulanya daerah bebatuan besar yang amat gersang.
Jika mereka melewati diantara puing-puing bekas pembakaran, kerusuhan, di situ terjadi pembangunan,
jika mereka melewati pemukiman kumuh, disitu rakyatnya menjadi berkecukupan, makmur, tiada lagi derita, iri, dengki, onar, fitnah, isu,
jika mereka singgah di kantor instansi-instansi, disana tidak ada lagi yang dinamakan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dan entahlah mereka pergi kemana lagi.
Mengikuti bisikan Ilahi, Arjuna berkeliling seluruh wilayah membawa berkat, demi membangun negeri idaman, Indraprasta agar hidup rakyat bahagia dan damai.
Eh bukan ... “itu mah Sang Reformator yang sedang membangun Indonesia Permai!!” kata batin dan saya pun terlonjak, terjaga dari lamunan.
Dimuat Suara Karya, 24 Agustus 1998
This is my book. You can read it.
No comments:
Post a Comment