Si Benji begitu jelek, ia amat senang, tidak malu kalau ia diajak jalan-jalan, maklum, tidak ada satu anjingpun yang membuang muka jika berjumpa dengannya.
Kalau diberikan tidak akan ada satu orang yang mau menerimanya. Namun si Upik tidak mau menukarnya dengan anjing yang paling bagus di seluruh dunia dan tak akan menjualnya seharga berapa pun. Dia begitu disayangi meskipun begitu jelek.
“Lalu apa harganya disayangi, dicintai kalau hanya karena ia, bulunya bagus, orang itu uangnya banyak, atau cantik?” Begitu kata dia.
This is my book. You can read it.
No comments:
Post a Comment